Aset 2013 Diduga Fiktif

Aset 2013 Diduga Fiktif

\"aset_kunci-01\"KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress - DPRD Kepahiang mempertanyakan penghapusan aset-aset daerah pengadaan tahun 2013. Sebab, disinyalir pengadaan tiga tahun lalu tersebut tak pernah dilakukan atau diduga fiktif. Sehingga menjadi temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Anggota DPRD Kepahiang, Edwar Samsi SIP MM mendesak eksekutif menelusuri secara serius pengadaan aset-aset tahun 2013 tersebut. Jika diketahui barang-barang yang tak diketahui fisiknya, maka dapat dilaporkan ke pihak berwajib untuk dilakukan proses hukum. \"Yang kita pertanyakan juga aset 2013, masa di sekolah aset-aset itu sudah tidak diketahui keberadaannya, padahal baru berapa tahun,\" tutur Edwar. Edwar mengatakan, bila Pansus nanti akan merekomendasi agar pimpinan dapat melakukan penelusuran, baik membentuk Panitia Khusus (Pansus) guna mengetahui kebenaran barang-barang yang sudah dihilangkan didalam daftar aset milik daerah tersebut. \"Kita nantinya merekomendasikan agar dapat penelusuran aset-aset terkait,\" sebutnya. Salah satu aset yang menjadi sorotan DPRD, yaitu di SMPN 1 Kepahiang senilai Rp 7,7 Miliar. Mulai pengadaan meubeler, lemari kayu hingga komputer. \"Sangat aneh ketika melihat aset di SMPN sampai Rp 7,7 miliar tidak diketahui keberadaannya, ini sangat tidak wajar,\" katanya. Kepsek SMPN 1 Kepahiang, Jonaidi MPd kepada BE menuturkan, bila aset-aset tersebut sudah ditelusuri tetapi tidak diketahui keberadaannya. Sehingga, pihaknya menolak atau keberatan untuk dilakukan Tuntutan Ganti Rugi (TGR dan mengajukan kedaftar penghapusan aset. Sebab barang-barang yang dimaksud sudah tak diketahui keberadaannya. \"Ya, ada juga sudah rusak sehingga tak dapat digunakan lagi, mengenai rinciannya ada datanya di sekolah,\" tutur Jonaidi. Jonaidi mengakui, bila adanya barang-barang pengadaan yang tak diketahuinya, sehingga tak bisa dilakukan ganti rugi melalui mekanisme TGR sebagai mana rekomendasi BPK. \"Kalau sekarang angka kita hanya kena TGR Rp 20 ribu, sementara barang-barang yang lainnya tidak ketahui. Asumsi kita mungkin saja ada aset yang tak masuk daftar pembukaan sehingga tak diketahui, seperti meja kursi,\" ungkapnya.(320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: